Jumat, 26 November 2010

apa ya judul nya??? ^_^

Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakaatu..




Bismillahirrahmanirrahim…




Segala Puji bagi Allah yang telah melimpahkan segala nikmat dan karunia-Nya kepadaku, kepadamu dan kepada semesta yang luas ini. Dialah Dzat yang Maha Kuasa, dan hanya kepada-Nyalah kita memohon pertolongan. Salam dan shalawat senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad saw, beserta keluarganya dan para sahabat-sahabatnya.




Dear mon amour, Wahai lelaki yang indah karena kesederhanaannya, ijinkanlah aku pada kesempatan kali ini untuk menuliskan sebuah surat yang insya Allah akan menjadi tabir pembuka antara diriku dan dirimu. Semoga dengan surat ini, segalanya akan menjadi jelas, termasuk segala prasangkamu terhadapku atas semua sikapku selama ini kepadamu.




Sungguh, sejak pertama kita berkenalan, sempat muncul sebuah rasa yang mengganggu perasaanku. Lambat laun perasaan ini semakin tak menentu hingga pada suatu ketika aku menyampaikan niatku untuk mengenalmu lebih dekat lagi, dan kamu pun memberikan kesempatan itu kepadaku.



Tak dinyana, sejak mengenalmu lebih jauh, hati ini semakin condong kepadamu, saat aku mengerti detail kehidupanmu, semakin “sumringah” pula hatiku. Tapi sungguh ada satu ganjalan yang sempat membuatku “putus asa” saat tahu ada seseorang di hatimu, apalagi saat prasangkaku berbicara bahwa tidak ada aku dalam kamus cintamu. Sakit memang, kecewa juga, tapi 1000 kali rasa itu lebih baik saat aku mengerti bahwa senyummu adalah sesuatu yang amat berarti bagiku, kebaikan dan keramahanmu kepadaku adalah bunga cinta yang teramat mendekap hatiku. Maka dari itu, aku luruskan niatku, demi keridhaan Allah untuk tetap melanjutkan “perjuangan” ini sampai kamu mengetahui apa yang kurasa. Aku tidak ingin berhenti di tengah jalan, aku ingin menjadi wanita yang siap menang dan kalah dalam “medan pertempuran”.


Wahai lelakiku..., jum'at malam kamu tiba-tiba mematikan Handphone kamu... jum'at malam kamu tiba-tiba menghilang dari obrolan kita...Dan jum'at malam itu aku meninggalkan pesan di face book mu.aku ingin bisa ketemu dengan mu di kota lumpia itu.


Wahai pujaan hati...,Pagi sabtu aku menunggu mu di alun_alun kota lumpia itu sampai sore.aku berharap kamu mau datang sekejap saja menghampiri ku di alun_alun kota lumpia itu,tanpa merusak liburan mu di kota lumpia itu.


ni kulihat isi pesan yang berbeda dalam pesan-mu,Pagi ini kusadari bahwa kemarin ku meninggalkan luka di hatimu,Dan pagi ramadhan itui kuyakin bahwa kamu membawa kesedihan dalam tidur nyenyakmu...


Duhai pujaan hatiku...Aku sadar aku salah...Aku sadar aku selalu berjanji_janji terus tapi aku tidak bisa menepati dalam perjalanan kita...Dan aku tahu bahwa seorang lelaki paling tak suka bila seorang wanita tak menepati janji nya...


Sungguh aku tak pernah ingin membuat mu terluka apalagi kecewa dalam perjalanan kita.... Pembicaraan terakhir di jum'at kemarin, aku ingin sabtu kemarin ketemu di kota lumpia itu.aku suah mencancel semua kegiatan ku di malem itu dan hari sabtu kemarin. hanya ingin menegaskan kepadamu bahwa aku tak ingin melewatkan kesempatan yang Allah berikan untuk mendapatkan lelaki istimewa sepertimu...


Ketahuilah jum'at sore salah seorang teman mu bercerita tentang status FB-mu.sungguh aku gak pernah bermaksud memata-matai mu,apa lagi mengganggu prifasi mu.demi allah aku tidak pernah bertanya,tapi setiap kali aku on-line dia yang suka banget mencerita kan status-mu,tanpa aku harus bertanya.aku akui aku terlalu sering mengecewakan mu,sehingga aku ini gak jelas di mata mu...


maka itu aku menelpon mu di jum'at malem itu. aku ingin menemui mu di kota lumpia itu,karena kamu sedang berlibur kesana.aku sempat telpon tapi gak di angkat,maka itu aku putus kan malem itu aku harus ke semarang.hanya ingin menyakinkanmu, bahwa aku tetap fokus kepadamu dan aku tetap ingin bersamamu...Dulu aku melewatkan kesempatan yang Allah berikan kepadaku tuk menemui mu hanya karena masalah sepele, dan kali ini aku tak mau melewatkan kesempatan itu.


maka itu aku pergi ke kota lumpia itu,aku meninggal kan pesan di fb-mu bahwa aku ingin bertemu dengan mu di kota lumpia itu juga,dari pagi aku menunggu mu di sana hingga sore.


Aku mau KAMU, aku mau Hidup denganmu, menemanimu dalam senang dan dukamu, tersenyum bahagia bersama bahagiamu...Ya...aku sangat yakin itu.


Lelaki ku yang baik....Maafkan aku atas khilafku selama ini...Maafkan aku bila tak mengerti maumu...dan maafkan aku bila aku menyisakan tangis di malam Ramadhan itu...Aku mencintaimu...I LOVE YOU...


Wahai engkau yang telah melumpuh kan hati ku,
ku mohon jangan marahi aku. sungguh aku sudah berusaha tuk menghilangkan tapi sampai hari ini aku masih mempunyai keinginan itu.aku ingin bisa jadi halal dengan mu,aku ingin setiap hari bisa menemani mu sarapan hingga selesai, dhuha ber jama'ah dengan mu, mengantar kan mu pergi kerja sampai kedepan pintu rumah mencium punggung tangan mu, menanti mu pulang kerja, menemani mu makan hingga selesai, menjadi makmum di setiap sholat mu.


maka itu aku mencoba memberani kan berangkat ke semarang jum'at malem itu.aku berharap engkau membaca pesen ku dan menghampiri aku di alun_alun kota itu. aku menunggu mu dari pagi hingga sore hari tapi kamu tak kunjung dateng ato memberi kabar pada ku.


Wahai laki-laki yang cantik hatinya, jika mencintaimu adalah sebuah kesalahan karena engkau sudah “punya pacar” maka, salahkanlah Allah yang menguasai hati ini dan yang mampu membolak-balikkan hati ini hingga aku menjadi jatuh hati kepadamu. Allah telah mengatur setiap “moment” diantara kita hingga akhirnya membulatkan hatiku untuk memilihmu diantara berjuta-juta lelaki. Sungguh aku tak kan mendekat kepadamu jika kamu telah mengkhitbah atau telah menjadi milik orang lain. Tak ada alasan bagiku untuk tidak memperjuangkanmu, kamu menawan, menarik, baik, dan insya Allah sholeh, dan yang terpenting kamu tidak terikat sebuah pernikahan.




Andai aku boleh berdoa kepada Allah, mungkin aku ingin meminta agar Dia membalikkan sang waktu agar aku mampu mengedit saat-saat perkenalan itu hingga tak ada perasaan itu yang membuat hati ini terus mengingatmu.




Pangeran ku, aku mencintaimu dengan segala kelebihan dan kekuranganmu…aku mencintaimu apa adanya…aku mencintaimu karena Allah. Tahukah kamu arti “mencintai karena Allah”? Cinta yang selalu bermekaran di saat terbatasnya komunikasi, Cinta yang selalu terjaga dan tak pernah berkurang di saat tak ada pemberian / hadiah, dan Cinta yang selalu bertambah walau tak pernah ada silaturahmi. Itulah mencintai karena Allah. Dan aku ingin rasa cinta ini menjadi halal di hadapan Allah.




Aku mau mendampingi dirimu…Aku mau cintai kekuranganmu…Selalu bersedia bahagiakanmu Apapun terjadi…




Maafkan aku jika ini mengagetkanmu, tapi aku yakin kamu telah mengetahui “tanda-tanda cinta” itu dariku. Aku mengerti ini akan menjadi “dilema cinta” bagimu walau aku tahu sesungguhnya kamu akan bisa mengatasi semua ini. Jika kamu bingung dan tak tahu harus menjawabnya, kembalikan semua ini kepada Allah. Jadikanlah shalat istikharah sebagai pintu jawaban dari Allah atas pilihan hidupmu. Sesungguhnya hanya Allah lah sebaik-baik tempat kembali. Jika kamu menghendaki pacaran maka pilihlah kekasihmu saat ini dan abaikanlah aku. Dan jika kamu menghendaki pernikahan maka kamu bisa mempertimbangkan “tawaran cinta” dariku, karena jika kamu ingin bersamaku tak ada alternatif lain selain pernikahan.



Sungguh, jika posisimu saat ini sedang “single”, tentunya aku akan langsung “meminta” kepada orang tuaku, tapi karena aku menghargai kekasihmu, maka kusampaikan perasaanku ini kepadamu agar kamu bisa bersikap bijak dalam menghadapi dua cinta yang datang dalam kehidupanmu.




Wahai lelaki yang telah memikat hatiku, ijinkan aku menutup surat ini dan biarkan waktu berbicara tentang takdir antara kita. Mungkin nanti saat dimana kau telah menimang cucu-mu dan aku juga demikian, mungkin kita akan saling tersenyum bersama mengingat kisah yang pernah terjadi diantara kita. Atau mungkin saat kita ditakdirkan untuk bersama, kita akan tersenyum bersama betapa akhirnya kita ”berbuka” setelah menahan perih rindu yang begitu dalam.




Aku akan selalu siap dengan jawaban yang akan kamu berikan kepadaku. Jika hasilnya positif, aku akan bersyukur kepada Allah atas nikmat yang tak terkira ini dan aku akan segera ”memintamu” kepada orang tuamu. Namun jika hasilnya negatif, tentunya aku akan berucap Allahu Akbar, hanya kepada-Nya lah segala urusan kembali, dan akan kujadikan ini sebagai ikhtiarku untuk selalu ”pantang menyerah” dalam menggapai rahmat-Nya.




Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, sungguh mintalah kepada Tuhan-mu, Tuhan-ku, dan Tuhan semua manusia akhir yang terbaik terhadap kisah kita. Memintalah kepada-Nya agar iman yang tipis ini mampu bertahan, memintalah kepada-Nya agar tetap menetapkan malu ini pada tempatnya.




Wahai engkau yang kucintai, semoga hal yang terjadi ini bukanlah sebuah kesalahan dan DOSA.




Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakaatu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar