Jumat, 26 November 2010

Aku boleh mencintai mu,tapi ku tak blh memimpikan mu...

Aku boleh mencintai mu,tapi ku tak blh memimpikan mu...


Siang itu Angin berhembus sepoi-sepoi menari dengan lembut siang itu.setelah hujan rintik-rintik membasahi kota apel itu.
Menyapu wajah masyarakat malang  yang  tengah beristirahat melepas penat. Setangkai daun jambu yang telah kering jatuh tertiup angin tepat di pipi merah gadis berwajah arab itu. Matanya tampak sembab,tubuhnya pun kian kurus, seiring wajahnya yang kian tirus. Ia tahu bahwa Allah sedang menempa hatinya.Sepenuhnya ia sangat menyadari itu.Tapi, ia juga hanya seorang gadis biasa yang hatinya pun tak selalu kuat menahan gemuruh yang ada. Bukan salahnya kalau ia memendam rasa pada sang adam pencuri hatinya,dan itu juga bukan salah sang Pencipta cinta. Tapi di tengah kegalauan hatinya,gadis berpipi merah itu menjadi sering berandai andai dan menyalahkan dirinya. Andai malam itu ia tak bermimpi tentang lelaki berwajah melayu itu, andai pagi itu ia tidak pergi ke kampus dan  tidak bertemu lelaki yang ada dalam mimpinya itu, andai ia tidak mencari tahu tentang siapa nama lelaki itu,andai... andai...

masya allah,ampuni hamba ya allah..” Gadis itu kembali terisak.Perih dan sesak.
 tasya terkejut.Seorang lelaki berwajah arab  tiba-tiba menggandeng tangannya. Ia hendak berteriak.Tapi lelaki itu sudah lebih dulu menempelkan telunjuknya di bibir nya.
“Jangan takut, putri Kata lelaki itu."Namaku tasyaa dan aku manusia.Aku bukan puteri”
“Engkaulah bidadari berwujud manusia” Katanya. tasya semakin tak mengerti apa yang dikatakannya.
“ Siapakah dirimu ?” Tanya tasya.
“Aku adalah separuh hatimu.Aku adalah pemilik tulang rusuk yang diambil untuk penciptaan dirimu.Engkaulah tulang rusukku yang hilang itu,Bidadari” Katanya sembari melepaskan tangannya dari tangan Hamra. Hamra tercengang.
“Aku tulang rusukmu? Mana mungkin. Baru sekali ini aku melihatmu dan aku sama sekali tidak mengenalmu” Kata tasya
“Kelak engkau akan menemukanku dan mengenalku,Bidadariku. Tunggulah sampai hadirnya saat itu.”Katanya lagi.
“Tidak! Aku tidak mau menunggu saat itu. Aku ingin tahu siapa dirimu,sekarang” Kata tasya.
“Tidak bisa,Sayang.Engkau harus bersabar.Bukankah kesabaran akan melahirkan sesuatu yang membahagiakan? Lagipula aku harus pergi sekarang” Kata lelaki itu.
“Jangan pergi.Ku mohon,tinggallah dulu sejenak bersamaku disini.”tasya terisak..Lelaki itu tiba-tiba juga  meneteskan airmata dan memegang kedua pipi merah tasya Pelan,dihapusnya airmata yang mengalir itu.

“Maafkan aku,Sayang.Aku harus pergi sekarang” Katanya sambil mengecup kening tasya,lalu kemudian menghilang.tasya menangis,berteriak-teriak memanggil lelaki itu.Hatinya tiba-tiba merasakan sakit yang luar biasa.

  Tasya terbangun dari tidurnya dengan airmata yang masih menempel di wajahnya.

“Mimpi yang sama “ Gumamnya.Ia mendesah.Sudah hampir lima kali ia bermimpi seperti ini.Didatangi lelaki berwajah indo yang memanggilnya bidadari. Diliriknya handphone di sampingnya.Masih ada waktu untuk bermunajat padaNYA.segera mengambil air wudhu dan bergegas untuk bercumbu dengan sang pencipta di sepertiga malam terakhirNYA. Diraihnya al Quran berwarna kuning emas di atas lemarinya segera setelah ia menyelesaikan munajatnya. Lirih dibacanya ayat-ayat cintaNYA.Tapi,baru beberapa baris,matanya sudah tak kuasa menahan kantuk.tasya pun tertidur di atas sajadahnya dengan memeluk al Qurannya dan masih memakai mukenanya. Dan lelaki itu kembali mendatanginya melalui mimpi yang sama!

Dengan pakaian berwarna biru laut,tasya  berjalan menuju teras depan rumah nya.dDia juga tidak ada kelas hari ini dan tidak ada djadwal kerja hari ini.Tapi mahasiswi semester 5 itu tidak terbiasa menganggur.laptop selalu menjadi tujuannya ketika ia tidak ada kelas atau tidak ada djadwal kerja.
Dibuka nyalaptop berwarna merah itu.  Ia belum menyelesaikan tulisan nya yg harus ia serah kan kekampus nya. setiap rutin nya di setiap bulan nya.


Subhanallah..sebenar nya ia masih ingin menulis tapi mata nya terasa sangat perih dan ngantuk menyerang....
Sebetulnya ia masih ingin melanjutkan kerjaan nya.Tapi matanya sudah letih,ia melepaskan kaca mata baca nya dan mengerjap-ngerjapkan matanya sambil menoleh kesekelilingnya. Tiba-tiba pandangannya tertuju pada sosok berkemeja merah hati di seberang jalan rumah nya. tidak asing dengan sosok itu. Tapi siapa? Tasya memukul keningnya pelan,berusaha mengingat-ingat siapa lelaki itu.
“Masya Allah..!!” Pekik tasya cukup keras.Orang orang yang ada di rumah nya pada mendekati nya."ada apa tasya tanya mama kepada nya".tidak ada apa-apa kok ma,jawab tasya meyakin kan wanita yang sangat ia sayangi itu.
Tasya ingat siapa lelaki berkemeja merah hati  itu.Lelaki itu adalah lelaki yang sama dengan lelaki di mimpinya.Hanya saja lelaki di mimpinya tidak memakai kaca mata.Sedang lelaki berkemeja merah hati itu tadi memakai kacamata.Tapi tasya  yakin,ia adalah lelaki di mimpinya.Ia benar-benar ingat wajah lelaki di mimpinya itu.Wajah itu,hidung itu,bibir itu,rambutnya,Tasya masih sangat mengingatnya.Dan wajah lelaki berkemeja merah hati  itu sama persis dengan yang dimimpinya.

Tasya bergegas dari tempat duduknya dan berusaha menyusul lelaki itu.Tapi lelaki itu sudah lebih dulu turun dan pergi entah kemana.Lemas,tasya berdiri di depan pintu pagar rumah nya.Ia masih belum percaya dengan apa yang dilihatnya.” Ya Allah,siapakah dia?” Batinnya.

Tasya  menghempaskan tubuhnya perlahan di tempat tidur nya. Bayangan lelaki berwajah melayu itu terus menerus menghantuinya dan ada getaran aneh di hatinya acapkali ia mengingat lelaki itu.. Tasya mengusap wajah putihnya,sambari mengingat kejadian yang baru saja dialaminya.Baru beberapa jam yang lalu,Tasya kembali bertemu dengan lelaki berwajah melayu itu.
Sekitar seminggu setelah tasya melihat lelaki itu di salah satu lampu merah,tasya kembali melihat lelaki itu.Tasya melihatnya keluar dari kaca mobil nya .Tasya yakin sekali lelaki itu bekerja di jalan adipati ukur.Penampilannya sama sekali tak menunjukkan bahwa lelaki itu seorang yang sederhana tapi pantas.Dan ternyata benar,lelaki berwajah melayu itu memang bekerja di salah satu instansi pemerintah .
Dan hari ini,Tasya kembali berpapasan dengannya.ketika mama nya meminta nya membayar kan rekening telpon rumah mereka.
Bahkan mereka sempat beradu pandang dan lelaki itu sempat melempar senyuman.Sayang,Tasya tak mampu menghindar.Tatapan dan senyuman lelaki berwajah malaye itu sudah terlanjur masuk ke ulu hatinya yang paling dalam.

“Ya Allah,berilah aku petunjuk tentang dirinya” Lirih bibir Tasya berucap.Tiba-tiba handphone di sampingnya berbunyi.Ada pesen dari mama nya.

pak,maaf saya mau tanya.sapa tasya pada salah satu ob yang berkerja disana.
ya mbak'jawab bapak itu.
pak,bapak tau siapa yang baru saja berbica dengan bapak tadi?
"o... itu pak.Hisyam gilang permana"


“Mungkin aku cukup tahu namanya saja,agar rasa ini tidak semakin besar nantinya” Bisik hatinya.Hamra bergegas mengambil air wudhu.Ia berniat melupakan lelaki itu.
“Ya Allah..bantu aku melupakan lelaki itu.Aku takut terjerat pesonanya dan melupakan pesonaMU.” Airmata pun membanjiri pipi merah Tasya.
**************************************************************************************************************
Hampir 10 bulan berlalu.Tapi rupanya sulit bagi Tasya untuk melupakan pak.gilang.Semakin Tasya melupakannya,bayangan Pak.Gilang pun semakin nyata. Airmatanya pun menjadi saksi bisunya ketika kerinduannya pada sosok lelaki bernama gilang itu kian membuncah.Ya..hanya airmata yang mampu sedikit melegakan gemuruh hatinya.

“Baru pulang Cah Ayu?” Tanya pak.eman sesampainya Tasya di rumah.Tasya mengangguk lemas. Setiap akhir pekan Tasya memang selalu pulang ke rumah nya,
“Oya,kamu kenal sama Gilang?” Tanya pak.Eman ’Deg!” Hati Tasya berdegup kencang mendengar nama itu.
“Gi..Gilang siapa Pak?” Tanya tasya pada sopir yang biasa mengantar kan ia kekampus dan tempet kerja nya.
“Gilang anaknya pak.ismail.” Jawab Pak.Eman
“Pak.Ismail yang rumahnya dekat sekolah SMA 1 itu pak?? Tanya Tasya.Pak.Eman mengangguk.
“Katanya dia sekarang kerja di salah satu instansi yang kita datangi kemarin non..Orangnya kurus,pakai kaca mata.Wajahnya seperti orang melayu.Namanya Gilang..aduh,Gilang siapa ya..pak.eman lupa nama lengkapnya,Non” Sambung Pak  Eman.Hati tasya bergetar hebat.
“gilang.Hisyam gilang permana?” Tasya  memastikan.
“Oh,iya Hisyam gilang permana.Dia itu hebat lho,Non. STm moklet malang dan ST1. S1 nya di luar kota dan dia mau melanjut kan S2 nya juga. Sayang,dia belum menikah juga.padahal usianya sudah hampir 28. ” Jelas Pak Eman panjang lebar.Tasya pura-pura tersenyum.Padahal gemuruh di hatinya kian membuncah.

“ Apa non menyukai Gilang Pak Eman jodohkan sama non saja ya.Non mau nggak?” Gurau pak Eman.pak eman emang hanya seorang sopir,tapiu tidak untuk ku,karena pak eman telah ku anggap seperti bapak ku sendiri.beliau telah berkerja dengan keluarga ku sebelum aku di lahir kan di bumi ini.Tasya hanya tersenyum dan berlalu memasuki kamarnya. Airmata nya sudah mulai membasahi matanya.Dan sesampainya di kamar,airmata itu tumpah.Mengalir deras membasahi pipi merahnya.

“Ya Allah, apa sesungguhnya yang Engkau rencanakan? Engkau mengirimkan sosok Pak Gilang dalam mimpiku,lalu Engkau mengijinkanku bertemu nyata dengannya dan mengenalnya.Dan sekarang saat aku berusaha melupakannya,justru Engkau memberikanku titik terang tentangnya.Ternyata dia begitu dekat.Bahkan sangat dekat.Bahkan keluargaku pun mengenalnya” Isak hati Tasya.Tasya menelungkupkan wajahnya di sela sela bantal nya.Tangisnya kian keras terdengar.

“ Aku kira kamu sudah bisa melupakannya,Dik” Kata teteh ku.Tasya menyeka airmatanya. Selama ini,hanya teh zheitha yang tahu bahwa ia mencintai pak Gilang. Bahkan Teteh nya juga membantu Tasya untuk mencari tahu tentang pak Gilang.Rupanya pak Gilang memang belum ada keinginan untuk menikah dalam waktu dekat ini.karena Ia masih mencintai wanita yang pernah dekat dengan nya dulu dan yang pernah dia sayangi.

“ Tasya  mohon,bicaralah padanya,Teh.Sungguh,Tasya ingin meneladani Fathimah Az Zahra yang rela memendam rasa cinta nya pada Ali Bin Abi Thalib sampai kemudian mereka ditakdirkan berjodoh.Tapi Tasya sudah tidak sanggup lagi menahan rasa ini” Pinta Tasya pada Teteh nya itu.zheitha adalah saudara sepupu Tasya yang sangat dekat dengan nya,walaw pun mereka terpaut 10 tahun itu.tapi zheitha sangat keibuan sehingga bisa sangat dekayt dengan Tasya.
Teh zheitha menghela nafas.

“ Tidak semudah itu,Dik. Menikah bukan perkara mudah. Apalagi pak Gilang juga memang belum berkeinginan menikah dalam waktu dekat ini.Aku sudah menjajakinya.” Jelas Teh zheitha.

“Setidaknya bicaralah padanya kalau aku mengharapkannya,teh.” Suara Teh  melemah.Teh zheitha  menjadi tidak tega melihatnya.

“ Dik,kuatkan hatimu.Sesungguhnya itulah lambaian nafsu.Semakin kita mendekat,maka akan semakin mempesonakan.Tapi juga semakin menyakitkan.Ingatlah perkataan Ibnu Qayyim, apabila demikian,maka carilah kebusukan dalam dirinya hingga akhirnya kita tidak larut dalam pesonanya.Ingat,Dik.Cinta kepada manusia itu beda dengan cinta kepada Allah.Cinta kepada manusia bisa saja tertolak.Siapkah perasaanmu menerima? Sedangkan pada saat itu harapan besar tengah memenuhi relung jiwamu.” Nasehat Teh zheitha.Tasya masih sesenggukan dalam tangisan.

“Tapi kalau teteh bicara dengannya,setidaknya itu akan menjadi pertimbangan untuk Pak Gilang dalam menentukan sikap.Dan Tasya  tidak akan terkatung-katung dalam harapan tak berujung.Assalaamualaikum” Kata Tasya sambil berlalu dari hadapan Teh zheitha. Teh zheitha hanya bisa beristighfar.
“ Aku sudah bicara padanya,Dik.Tapi tidak mengatakan bahwa gadis yang mencintainya itu adalah kamu.Aku hanya bilang ada seorang gadis yang sangat mencintainya. Ya Allah,salahkah caraku? Aku hanya ingin menjaga Tasya agar tidak malu.Semoga kamu baik-baik saja  Tasya.” Bisik hati teh zheuitha.

 Sejak saat itu,Tasya jarang sekali bertandang ke rumah Teh zheitha.Bahkan ia tidak pernah lagi berkonsultasi tentang masalah Pak Gilang. Teh zheitha mengira Tasya sudah bisa melupakan Pak Gilang.Tapi Teh zheitha  salah! Tasya justru semakin terpuruk dalam kepiluan hatinya.Tasya pun semakin tidak mengerti dengan misteri ini. Lihatlah,betapa sesungguhnya ada banyak jalan yang mampu mendekatkannya dengan Pak Gilang.Tapi tasya tidak mau melaluinya. Seperti siang tadi saat Tasya  bertandang ke  tempat kerja nya pakk Giulang walau hanya sekedar memenehui permintaan mama nya tuk membantu mamanya membayar tagihan rutin mereka setiap bulan nya.Tapi tidak ada sosok Pak gilang disana. Beberapa menyapanya dan mengajak Tasya bicara. Tasya memang cukup dikenal dikalangan dosen dan karyawan di kampus tempet ia belajar itu. Entah bagaimana awalnya,mereka jadi suka membicarakan Tasya.yang akhir-akhir ini tidak ada semangat belajar.membuat dosen nya bertanya-tanya dan saling bertanya-tanya.

setelah Tasya sampai kerumah saudara perempuan nya itu,Tasya sempat mengobrol dengan suami teteh nya itu“ Sepertinya Gilang cocok kalau sama kamu. “ Kata suami teteh nya itu. Tasya hanya tertegun sesaat.
“Iya,wajah kalian kan ada kesamaan. Sangat cocok.Jangan khawatir.Terpaut usia 8 tahun itu masih idealTimpal suami nya teh zheitha.

“ Ini saya kasih nomor handphone Gilang.Siapa tahu kamu membutuhkannya” Katanya lagi.tasya hanya tersenyum.Lihatlah,betapa sesungguhnya kesempatan itu ada.Andai ia mau, ia bisa saja mengiyakan dan dengan segera menelpon Gilang.Atau bisa saja ia meminta tolong pada keluarganya untuk melamarkan Gilang untuknya.Tapi semua itu tidak dilakukannya.Semua ia lakukan demi menjaga izzah dirinya.


“ Masya Allah,kenapa kamu pucat begitu,Dek?
Tubuhmu juga semakin kurus” teh zheitha terkejut melihat Tasya setelah beberapa minggu tidak bersua.Tasya tersenyum getir.

“Teh,maafkan Tasya. Tasya  ingin bicara langsung pada Gialng  tentang ini.Tasya  sudah memikirkannya matang-matang.Tasya  tahu hanya akan ada dua kemungkinan.Gilang menerima,atau menolak untuk berproses dengan Tasya.Tapi ini akan lebih baik bagi Tasya.Meskipun bisa saja Tasya menolak,setidaknya hal itu akan membuat tasya tidak lagi terkatung-katung dalam harapan semu. Maafkan Tasya,Teh. tasya harus segera melakukan ini” Kata Tasya.

“ Kamu mau menemuinya sekarang?” Tanya Teh zheuitha.
nanti malem teh,Tepat nya malem Takbiran tasya akan menemui nya.tapi

“ Tasya ingin shalat dulu. Tasya ingin memohon pada Allah untuk menguatkan hati Hamra apabila nanti pak Gilang  menolak. Juga meminta kekuatan agar Tasya memiliki keberanian untuk bicara langsung pada pak Gilang. Tasya ke masjid dulu,teh.
Doakan Tasya, Assalaamualaikum” Pamit Tasya.
“Waalaikumussalam” Jawab Teh zheitha.

“Kasihan kau,Dik. Tapi aku salut padamu.Selama ini kamu rela memendam rasa cintamu pada pak Gilang tanpa melakukan hal-hal yang dilarangNya. Mungkin kini sudah saatnya aku bicara terus terang tentang siapa kamu sebenarnya pada  oak Gilang. Bismillah..” Bisik hati  Teh zheitha.

Teh zheitha langsung meraih hand phone genggam nya dan berusaha mencari nama Hisyam Gilang Permana.

Di waktu yang sama, di masjid komplek rumah nya dekat lokasi ia berkerja  berwarna hijau itu,seorang gadis tampak khusyuk memanjatkan doa. Airmatanya terus menerus membasahi pipinya seiring isak tangisnya yang kian terdengar jelas. Beberapa pasang mata mulai memerhatikannya.Tapi gadis itu tak menghiraukannya.

“ Ya Allah..Sesungguhnya memang tidak ada alasan bagiku untuk mengeluh padaMu. Tak ada alasan bagiku untuk berkeluh kesah menyalahkan ketentuanMu.Tapi sungguh,rasa ini teramat menyiksaku.Menyesakkan dadaku hampir tiap waktu.Entah apakah rencanaMu.Tapi bermula dari mimpi itu,aku mulai mencari tahu tentang sosok itu. Dulu kukira semua hanya bunga tidurku. Tapi aku salah. Sosok itu benar-benar nyata adanya. Dan bahkan Engkau memberiku kesempatan untuk mengenalnya meskipun dia belum mengenalku.”
“ Ya Allah..aku tidak sedang menyalahkanMu..Juga tidak sedang menyesali ketentuanMu untukku. Aku hanya memohon padaMu. Jika dia yang terbaik untukku, jika dia memang Engkau ciptakan untukku, maka permudahlah segala urusanku. Tapi jika ini hanya merupakan ujian tempaan hatiku, jika dia bukan untukku, tabahkanlah..Kuatkanlah hatiku untuk ikhlas menerima semua ketentuanMu. Aku yakin, bahkan sangat yakin,Engkau pasti telah menyiapkan rencana terindah untukku” Tasya bersujud dengan air mata yang terus berlinang.

Astaghfirullah..astaghfirullah..astaghfirullah..astaghfirullah..” Bibirnya tak berhenti beristighfar. Jelas terdengar. Tapi kemudian suara itu kian melemah, lemah,lemah dan hilang. Hamra merasakan kantuk yang luar biasa.Tapi ia juga merasa semua tiba-tiba menjadi begitu tenang dan damai. Iapun memejamkan mata dalam sujudnya.

Teh zheitha  melepas kacamatanya dan menyeka airmatanya.

“ Subhanallah..Gadis yang mengagumkan.Dia rela menderita demi menjaga izzah dirinya.Lalu kenapa Teteh  tidak mengatakannya dari dulu?” Kata Giang setelah mendengar penjelasan Teh zheitha.Teh zheitha  tertunduk pilu.

“ Maafkan saya,Gilang. Waktu itu saya hanya ingin melindungi Tasya agar tidak malu. Rupanya saya salah. Benar apa yang dikatakannya. Seharusnya saya mengatakan ini sejak awal sehingga Tasya tidak akan menderita karena terkatung-katung dalam harapan semu belaka. Astaghfirullah..Maafkan aku,Tasya “ Teh zheitha.

“ Kalau begitu, temani saya menemui gadis itu sekarang,teh. Mari kita bicara langsung padanya.” Gialng  langsung berdiri dari tempat duduknya.

“Gilang  menerimanya? Atau menolaknya?” Tanya teh zheitha.

“Mendengar cerita teh zheitha, saya yakin,dia bukan gadis sembarangan.Insya Allah,saya mau berproses dengannya” Jawab Gilang mantap.

Teh zheitha berusaha menelpon Tasya.Tapi tak ada jawaban.Akhirnya mereka berduapun menuju masjid hijau itu.Siapa tahu Tasya masih disana.

Teh zheitha,suami nya  dan Gilang tertegun.Seperti ada keramaian di masjid. Banyak orang berkumpul disana.
“ Ada apa ya?” Tanya Teh zheitha pada salah satu jamaah masjid yang ada diu sana.
“ Ada seorang gadis meninggal di masjid,Teh” Katanya. Hati Teh zheitha serasa berhenti berdetak.Jangan jangan...Ia segera menyeret tangan suami nya di sertai dengan langkah tergesa-gesa Gilang untuk masuk ke masjid.Mereka berdua berusaha menyeruak di sela-sela kerumunan manusia yang memenuhi masjid itu.Dan...

“ Innalillahi wa inna ilaihi raaji’un” Teh zheitha tidak mampu menahan airmatanya. Sesosok gadis terbujur kaku dengan senyuman di bibirnya.Tangan kanannya masih mendekap al Quran berwarna kuning emas di dadanya Ada perih yang menyelimutinya,ada kesedihan disana,tapi ada juga kedamaian terlukis di wajah gadis itu.

“ Afwan, Teh apa teteh  mengenalnya?” Tanya Gilang. Tehn zheitha hanya tergugu dan mendudukkan dirinya di samping tubuh yang telah kaku itu.

“ Dia Tasya Kadra Al-mubarak,Gilanfg. Gadis yang sangat mencintaimu. Maafkan aku,Tasya.Andai dulu aku segera menyampaikan amanahmu...” Kata Teh zheitha di sela-sela tangisnya. Teh zheitha pun hanya mampu terdiam.Sendi sendi tubuhnya serasa copot semua.
“Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’un” Teh zheiutha hanya menangis pilu. Airmatanya menetes di al Quran kuning emas itu. Tiba-tiba matanya tertuju pada sebuah kertas merah muda yang terselip disana. Entah kenapa Teh zheitha  tergerak untuk mengambilnya. Ada sebuah tulisan dan Gilang membacanya dengan tubuh yang gemetar.

 Hisyam Gilang Permana, dialah lelaki yang ada di mimpiku
Dalam mimpi itu,aku terkejut.Seorang lelaki berwajah melayu tiba-tiba menggandeng tanganku. Aku hendak berteriak.Tapi lelaki itu sudah lebih dulu menempelkan telunjuknya di bibirku
“Jangan takut, bidadari” Kata lelaki itu.
“Namaku Hamra dan aku manusia.Aku bukan bidadari!” Sanggahku.
“Engkaulah bidadari berwujud manusia” Katanya. Aku semakin tak mengerti apa yang dikatakannya.
“ Siapakah dirimu sebenarnya?” Tanyaku.
“Aku adalah separuh hatimu.Aku adalah pemilik tulang rusuk yang diambil untuk penciptaan dirimu.Engkaulah tulang rusukku yang hilang itu,Bidadari” Katanya sembari melepaskan tangannya dari tanganku. Aku tercengang.
“Aku tulang rusukmu? Mana mungkin. Baru sekali ini aku melihatmu dan aku sama sekali tidak mengenalmu” Kataku.
“Kelak engkau akan menemukanku dan mengenalku,Bidadariku. Tunggulah sampai hadirnya saat itu.”Katanya lagi.
“Tidak! Aku tidak mau menunggu saat itu. Aku ingin tahu siapa dirimu sekarang” Kataku.
“Tidak bisa,Sayang.Engkau harus bersabar.Bukankah kesabaran akan melahirkan sesuatu yang membahagiakan? Lagipula aku harus pergi sekarang” Kata lelaki itu.
“Jangan pergi.Ku mohon,tinggallah dulu sejenak bersamaku disini.”Aku terisak..Lelaki itu tiba-tiba juga  meneteskan airmata dan memegang kedua pipi merahku.Pelan,dihapusnya airmataku.

“Maafkan aku,Sayang.Aku harus pergi sekarang” Katanya sambil mengecup keningku,lalu kemudian menghilang.Aku menangis,berteriak-teriak memanggil lelaki itu.Hatiku tiba-tiba merasakan sakit yang luar biasa.
Begitulah mimpiku adanya dan aku akan terus mengingatnya. Ya Allah,jika Engkau ciptakan ustad Furqan untukku, maka permudahlah urusanku.Tapi jika Engkau tidak mengijinkanku menjadi pendampingnya selama di dunia, ijinkan aku menjadi bidadari pendampingnya di akhirat nantinya.

Gilang  hanya bisa menangis dan menangis. Panggilan teh zheitha,untuk membantu mengangkat jenazah Tasya pun tak dihiraukannya.

“ Tasya khadra al-mubarak,kau memang gadis yang sangat luar biasa. Maafkan aku karena aku tidak tahu bahwa engkau sangat mencintai dan menginginkanku menjadi suamimu.Maafkan aku karena aku baru mengenalmu justru setelah Izrail mencabut nyawamu. Andai aku tahu tentang ini lebih awal, maka aku akan menerimamu dan akan meminangmu menjadi bidadariku. Maafkan aku khadra al-mubarak. Tapi demi Allah, engkaulah gadis terhebat yang pernah kukenal. Hari ini, menit ini, detik ini, kukatakan bahwa aku mencintaimu, Hayyu Al Hamra. Meski engkau telah tiada,aku yakin engkau bahagia mendengarnya. Tenanglah engkau disana,dan tunggulah aku di syurgaNya.Engkau meninggal dalam dzikir cinta,maka aku yakin engkau pasti akan mendapatkan kenikmatan luar biasa disana. Aku mencintaimu karena keteguhan hatimu menjaga izzahmu,wahai  khadra al m-mubarak” Bisik hati Gilang. Tangisannya pun kian jelas terdengar,menggetarkan seluruh ruangan rumah allah itu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar