Rabu, 08 Desember 2010

Sampai kan maap ku pada adam....

Padamu Adam. Dengarlah permohonan maafku... Maaf atas segala salah yg telah ku lakukan padamu. Kau bertanya, salahku apa...? Ketahuilah, aku punya begitu bnyak salah padamu... Maaf untuk apa katamu...?

Maka dengarlah Adam. Aku meminta maaf akan tiap tatapanmu padaku yg akhirnya menorehkan gunda dihatimu. Aku meminta maaf atas tiap alunan suaraku, yg kadang ku akui sengaja ku lembutkan demi menggetarkan rasamu. Aku meminta maaf akan tiap gerakan tubuhku yg kadang ku sengaja bergerak uTk menarik perhatianmu. Aku meminta maaf akan tiap senyuman manisku yg ku tau akan mengganggu tidurmu. Aku meminta maaf akan tiap renyah tawaku, yg aku pun tau akan membayangi tiap anganmu. Aku meminta maaf utk tiap hentakan kakiku, yg pastinya akan membuatmu menatap suka. Aku meminta maaf akan tiap celoteh candaku yg membuatmu nyaman berlama-lama berbicara dgnku dari pada teman lelakimu..

Dan aku meminta maaf karena kulakukan semua dgn sadarku, dengan sengajaku. Dan ku meminta maaf karna akupun menikmati tiap perhatianmu itu...

Adam, maafkan aku atas tiap polesan bedak & kosmetik yg sengaja ku pakai agar matamu menatapku kagum. Maafkan aku atas tiap pakaian yg ku kenakan dgn bentuk sedemikian rupa hingga hatimu mulai resah menatapku. Maafkan aku akan tiap kerlingan mataku yg kadang ku sengaja mencari2 tatapanmu, hingga ketika tatapan qt bertemu, ku yakin cukup membuatmu gelisah. Dan aku puas. Maafkan aku akan tiap perhatian yg ku beri, yg membuatmu merasa membutuhkanku, lebih dari segalanya. Maafkan aku akan tiap kemanjaan yg ku sengaja lakukan padamu, agar membuatmu gemas & membekasnx rasa di relungmu.

Sungguh, ku meminta maaf padamu Adam. Karena kulakukan semua dgn sengajaku...

Dan ku meminta maaf akan tiap godaan yg timbul dari lakuku. Akan semua gelisah yg ku toreh karna sukamu padaku. Maafkan aku akan perhatianmu yg telah kurebut, hingga kau lebih memperhatikanku daripada orang tuamu. Akan tiap bersitan rindu yg telah ku kuasai di hatimu, bahkan mbuatmu lebih merindukanku daripada Rabb-mu.

Ketahuilah Adam, fitrahku kaum Hawa adlh daya tarik terkuat untukmu di dunia ini. Aku Hawa, mampu menjadi senjata iblis utk membujukmu memakan huldi yg terlarang. Namun di tanganmu yg bijak, aku Hawa mampu menjadi pondasi yg kokohkan imanmu bagai Khadijah terhadap Muhammad. Adam, jangan pernah segan menegurku bila aku salah di matamu, krn sungguh, Allah membentuk hatiku dari daging yg paling lembut agar ku mudah tersentuh dgn segala nasihat. Mataku bgt mudah menangis dgn sentuhan sedikit saja. Namun ingatlah Adam, aku Hawa dari tulang rusukmu yg paling bengkok, maka fitrahku memang utk bengkok, maka jgn memaksa utk meluruskanku, krn kau akan menemukanku patah, sekali ku patah tak akan mampu kau sambung lagi. Namun, jangan pula membiarkanku terus dlm bengkok, tapi cobalah meluruskanku dgn hikmah, dgn bijaksana... Maka kaupun akan menemukanku lurus bahkan mampu mengokohkanmu..

Adam.. Maafkan aku atas semua lakuku..


------***------

Bahasa Tanpa Kata.........

Tak pernah lelah jari jemariku merangkai kata utknya... Tak pernah habis kalimatku utk menggambarkan cintaku padanya... Tak pernah habis tinta penaku utk melukiskan indahnya...

Dialah ibu... Kerinduan tak terperih, sebuah rasa tak terlukis, buncahan cinta tak terbendung... Yah, ibu...

Ku coba melukiskan rasa ini, ketika qt jauh darinya... Rasa rindu yg membuncah... Padanya... Pada ibu...

Sahabat, pejamkan matamu sejenak, & bayangkan sosok wanita mulia itu... Sosok yg terlukis di matamu saat terakhir menatapnya... Tubuh rentanya yg selama ini begitu lelah mengurus kebutuhan qt, tiap gurat di wajahnya, yg kecantikannya termakan usia & penatnya hidup. Bayangkan pancaran manik matanya ketika menatap qt, betapa ribuan cinta menusuk tiap relung hati qt... Namun, kadang qt tak menyadari, atau tak peduli, atau mungkin risih krn merasa dianggap kekanak2an utk tiap perhatiannya yg kadang qt rasakan begitu berlebihan... Tidak, itu sama sekali tak berlebihan...

Ingatkah qt...? Ketika kecil, hanya pelukannya yg mampu membuat qt aman... Hanya ciumannya yg mampu membuat qt dicintai... Hanya usapan tangannya yg mampu menghapus air mata qt... Hanya belaiannya yg mampu menghilangkan penat qt... Hanya senyumnya yg mampu menghapus kesedihan qt... Namun, ketika qt beranjak sedikit dewasa... Maka dgn angkuhnya qt menolak semua perlakuan itu, dgn kasarnya qt mengacuhkan semua perhatiannya... Hanya dgn alasan, qtkita bukan anak kecil lagi...

Sadarkah qt, betapa sulitnya ibu tak memeluk qt lg...? Tak mencium pipi qt lg...? Betapa sedihnya ibu ketika perhatian qt lebih tercurah pada sosok lain hanya karena cinta picisan...? Hanya krn ketertarikan sesaat pd lawan jenis qt...? Tahukah betapa sakitnya hati ibu ketika qt begitu mudah mengatakan sayang & cinta pada org lain timbang padanya...? Betapa qt begitu mudah menolak permintaan ibu utk ditemani ke suatu tempat hanya krn qt terlanjur ada janji pada si 'dia'...? Padahal ibu tak pernah menunda kebutuhan qt... Tak pernah menomorduakan qt...

Ibu... Adalah kemuliaan yg membumbung tinggi... Sahabat, cobalah qt ingat... Kapan terakhir qt mencium tangannya...? Tangan renta, dgn urat2 tegas menonjol krn lelahnya mengurusi qt...? Tangan kasar namun mengalir keberkahan yg tiada tara... Dari tanganya, qt dididik, di tempa & di rawat, hingga qt mampu menatap masa depan... Tapi tahuah sahabat, berapa bnyak airmata yg ia teteskan utk qt...? Betapa sering qt menampik pelukannya & belaian sayangnya hanya krn malu dianggap anak mama...? Berapa banyak goresan luka yg qt toreh di hatinya ketika qt cemberut kesal, memencak2kan kaki berlalu dr hadapannya & menutup pintu dgn keras ketika qt marah padanya hanya krn ia melarang qt melakukan sesuatu yg sbenarnya juga demi kebaikan qt...? Tak sadarkah betapa sikap2 qt itu telah melukai wanita mulia yg telah mengabdikan hidupnya utk qt itu...? Sadarilah sahabat...

Buat qt yg jauh darinya, entah beliau telah tiada, ataukah qt bekerja & sekolah di tempat yg jauh... Ketahuilah...

Qt bahkan tak pernah butuh kalimat utk berkomunikasi dgn ibu, krn dia begitu faham apa yg ada dlm hati qt... Makanya qt akan selalu tak punya kata2 ketika berbicara dgnnya, krn yg berbicara adalah rasa... Ibu tak pernah butuh penjelasan ttg rasa qt, tp qt selalu butuh penjelasan ttg semua yg ibu rasakan, mgkn krn ibu selalu mengerti tapi qt tak paham...

Ketika terbersit di hati qt rasa rindu kepadanya, mgkn hanya sekelebat rasa akan sosok ibu, yg kemudian akan hilang termakan sibuknya rutinitas qt... Maka ketahuilah, pd saat itu tak pernah sedetikpun nama qt, sosok qt, kekhawatiran ttg qt, hilang dr ingatan ibu. Mgkn qt slalu sibuk dgn urusan picisan qt, tp utk ibu, tiap detik ia sibuk mengendalikan rindunya pd qt, saat qt jauh darinya... Dia sibuk mengusap airmatanya yg tiap waktu membias di manik matanya krn rasa rindu yg membuncah, pada qt... Yahh, pada qt yg tak pernah menyadarinya...

Maka sahabat, renungkanlah & tunjukkan betapa cinta qt tak hanya sepenggalah... Tak hanya sepanjang jalan... Namun qt pun mencintai ibu sepanjang masa... Seperti dirinya pada qt... Tunjukkanlah sahabat, sebelum terlambat... Krn qt baru menyadari betapa pentingnya ibu, betapa cintanya qt padanya, ketika beliau telah tiada... Katakan padanya sekarang, betapa kau mencintainya, sebelum terlambat, walau sebenarnya ibu tak pernah butuh kata... Karena bahasa qt dengannya adalah bahasa hati... Bahasa rasa... Bahasa tanpa kata... 



Pesona Potretmu, by: ADA band

Letih terlihat diwajah yg tua itu
Tertidur pulas dlm alunan gelap malam
Dibalik senyummu teduhkanku

Terbayang potret kala engkau masih muda
Ajarkan sebuah kata cinta dlm hidup
Kekuatan kasihmu nyata pulihkan jiwaku yg kadang goyah

Pesonamu masih jelas kurasa hingga kini
Menemani hingga ku dewasa
Derai airmata dan pengorbananmu takkan tergantikan
Terima kasih ibu..

Waktu cepat bergulir
Sisakan banyak kisah
Dia yg kau cintai tlah lama meninggalkan dirimu sendiri
Namun tetap kau berdiri tegak pada dunia



_______________
uhibbuki ya Ummi...


[sebuah renungan utkku, utkmu, utk qt semua.....]

wahai penakluk hati ku... ^_^

wahai penakluk hati ku...
oleh fanny ghassani


Wahai engaku yg ku sayangi...
Mungkin engkau tak akan pernah tahu...
Betapa berartinya engkau dimataku...
Mungkin engkau juga tak akan pernah tahu...
Betapa sayangnya aku terhadapmu...

Wahai penakluk hati ku...
Mungkin aku tak mampu memberi sesuatu...
Mungkin aku tak mampu menunjukkan rasa...
Mungkin aku juga tak sanggup menemani disetiap waktu...
Mungkin aku juga tak sanggup menghapus perihmu...

Wahai engkau yg hanya diam...
Terkadang aku tak mampu...
Utk menghindari konflik denganmu...
Terkadang aku juga tak mampu...
Utk mencegah kecewa yg ku beri padamu...

wahai pangeran hati ku...
Terkadang aku begitu egois...
Dan tak mau tahu berbagai kesulitanmu...
Terkadang aku juga begitu posesif...
Ingin kau selalu bersamaku...

Wahai engaku...
Terkadang aku begitu cemburu...
Saat kau bersama yg lain...
Dan mengacuhkan aku...
Sungguh aku begitu cemburu...

wahai engkau hamba allah yg mengisi hati ku…
Engkau begitu indah bagiku...
Engkau begitu bermakna utkku...
Karna bersamamu waktu terasa lebih hidup...
Karna bersamamu dunia terasa lebih berwarna...

wahai engkau yg baik hati...
Tahukah kau seringkali aku rindu...
Saat rutinitas membuat kita jauh...
Dan aku menjadi begitu rindu...
Saat tak secuil kabar pun yg ku dengar tentangmu...

Duhai engaku yg ku sayangi...
Tahukah kau seringkali aku rindu...
Saat jarak terbentang...
Dan aku menjadi begitu rindu...
Tak mendengar derai tawa & gurau candamu...

wahai lelaki ku...
Mungkinkah aku begitu egois...
Hingga berharap masa indah itu akan terulang lagi...
Bersama menapaki perjuangan...
Dgn tetap bersamamu...

Duhai engkau yang mempesona hati...
Seringkali kecewa ku goreskan...
Seringkali luka ku torehkan...
Seringkali pengabaikan ku lakukan...
Pada hati lembut mu, sobat...

wahai engkau...
Jangan tanya rasa sayangku terhadapmu...
Jangan tanya rasa cinta aku kepadamu...
Jangan tanya betapa kasih aku padamu...
Karena meski tak mampu ku beri dgn limpahan materi...

Aku mencintaimu dgn tulus, sungguh...!!

wahai engaku pujaan hati ku...
Percayakah kau bila aku katakan...
Bahwa kau lelaki terbaikku...
Percayakah kau bila aku katakan...
Aku mensyukuri nikmatNya mengenal lelaki sepertimu...

Wahai yg pernah ku lukai hati nya...
Banyak waktu kita lalui bersama...
Suka maupun duka...
Senyum dan tangis bersama...


wahai kau sahabat ...
Aku tahu aku begitu kaku menunjukkan perasaan...
ku ingin ku memelukmu kala hatimu terluka...
Sekedar meringankan beban hatimu...

wahai engkau yg selalu diam_diam dan diam...
Aku tahu aku begitu kaku menunjukkan perasaanku...
Inginku menghapus dukamu...
Dan membuatmu tersenyum lagi, dan lagi...!

wahai engkau ...
Tahukah kau matamu teramat indah...
Bila harus kau hiasi dgn airmata...
Tahukah kau wajahmu begitu manis...
Tanpa harus kau hiasi dgn tangisan...

Wahai engaku yg hanya diam...
Ada harapku tentangmu & aku...
Yg seringkali kupanjatkan...
Agar kita menjadi wanita yg tangguh...
Yg mampu memberi inspirasi pada wanita didunia...
Tentang kekuatan dan ketegaran...
Dibalik kelembutan yg mesti kita lekatkan...

wahai lelaki yg sampai hari ni hanya diam...
Maka patutkah wanita seperti ku menangis...?
Kala ujian itu datang...?
Kala kesulitan itu menyerang...?
Kala himpitan itu menghadang...?

wahai engkau yg selalu ku rindu...
Maka layakkah kita bersedih hati...?
Saat cinta tak juga menghampiri...?
Saat asa tak juga membersamai...?
Saat cita tak juga teraih...?

Duhai Sahabat...
Maka dapatkah ku katakan...?
Bila jiwa kita ada yg memiliki...
Mengenggam dgn sepenuh kasih...
Maka pantaslah kita berbahagia...

wahai engkau ...
Teriring cintaku...
Yg tak pernah kau tahu akan kebesarannya...
Bersemangatlah seperti mentari...
Yg begitu ceria menyinari hari...

wahai engkau yg ku kasihi...
Teriring kasihku...
Yg tak pernah kau tahu akan ketulusannya...
Tetaplah seperti mawar yg merekah...
Harum namun tetap terjaga...

wahai engakau...
Semoga kita mampu seperti kupu-kupu...
Mengepakkan sayap cantik...
Utk mengejar cita...
Meski harus tertatih bersama kungkungan proses...

Sahabat...
Maka semoga Allah pun berkenan meridhoi..
Saat persahabatan ini dalam frame ketaatan...
Saat persahabatan ini kita dapat saling menjaga...
Saat persahabatan ini kita dapat saling menasehati...

Duhai Sahabat...
Jangan pernah letih mencintaiku...
Karna akupun tak kan menjadi letih dgn cintamu...
Jangan pernah lelah menyayangiku...
Karna akupun dapat kuat karna memilikimu...

Duhai lelaki impian ku...
Aku mencintaimu karna Allah...
Aku menyayangimu karna Allah...
Maka apakah kau juga mencintai aku karna Allah...?
Dan menyayangi aku karna Allah...?

---------------
wahai engkau yg pernah kecewa.....
JazakaAllah atas segala cinta yg telah engkau berikan........


(¯`v´¯)
`*.¸.*´
¸.•´¸.•*¨) ¸.•*¨)
(¸.•´ (¸.•´ .•´ ¸¸.•¨¯`•... SaLam UKHUWAH peNuh CINTA......^,^


By: •٠·˙ Di Atas Sajadah Cinta ˙·٠•

Goresan cinta untukmu.... ^_^

Goresan cinta untukmu....

oleh  fanny ghassani.
Ku terdiam sejenak, ingin menulis tentangmu bagaikan mengukir ribuan bintang di angkasa... Begitu banyak cerita, begitu banyak kisah, begitu bnyak yg ingin ku rangkai... Hingga ku tak tahu harus menuliskan apa...

Menuliskan tentangmu wahai engkau kisah yg penuh warna... Bahkan pelangi tak mampu mewakili tiap warna kisah qt... Ada tawa, canda, tangis, amarah, sedih, kecewa, bangga, cemburu & cinta...

Tp jika qt ingin mengurai waktu qt bersama, sungguh ku kenal dirimu tak begitu lama... Bahkan mgkn baru saja... Tapi ikatan hati & jiwa qt begitu erat, begitu kuat. Bahkan jalinan nazab tak mampu menyamai kekuatannya... Itulah qt, tentangmu & aku adalah persahabatan, adalah cinta tak berkesudahan...

Awal mengenalmu tak pernah ku menyangka akan ada kisah antara kau & aku, entahlah, mgkn ini yg disebut takdir... Kau & aku dipertemukanNya agar kau mampu mengisi tiap kekosongan di jiwaku, & agar aku dapat memenuhi hatimu dgn cinta yg kau butuhkan... Yah, qt saling mengisi, saling membutuhkan, saling menyempurnakan... Qt ibarat puzzle yg saling melengkapi, ada bagian dariku yg hilang yg ada padamu, begitupun ada sesuatu yg kosong padamu ada padaku... Tak terasa qt pun saling membutuhkan...

Duhai engkau pemilik hati ku... Aku selalu ingin engkau menjadi tiang untukku, agar kamu dapat terus menopang hdpku... Aku selalu ingin engkau menjadi sandaran bagiku agar ku mampu menyandarkan kepalaku ketika ku letih dgn hidup ini... Aku ingin engaku menjadi tongkat untukku, agar kau dapat menuntunku ketika ku tersesat... Aku ingin engkau menjadi pelita untukku, ketika ku berada dlm gulita... Ku ingin selalu meraih tanganmu saat ku meraba mencari pegangan ketika ku rapuh... Ku ingin engkau yang mengusap tiap tetes air mataku saat ku sedih... Ku ingin kau merengkuhku dalam pelukmu ketika ku lemah...

Duhai engaku yg di dlm hati... Jika ku dlm bahagia, akupun ingin kau melihat indahnya dunia dari mataku... Dan ketika ku bersedih, tak ingin sedikitpun kau merasakan pedihku, maka ku akan tetap tersenyum utkmu...

Duhai penakluk hati ku... Maafkan aku jika tak mampu sempurna seperti inginmu... Maafkan aku jika ada kalanya membuatmu kecewa & terluka... Maafkan aku jika karenaku kau pernah meneteskan air mata krn hati yg tersakiti... Maafkan aku karena tak mampu mjadi sempurna untukmu... Karena ingatlah aku, aku hanya manusia, yg diciptakan sang Maha Kuasa dgn begitu bnyk keterbatasan...

Maafkan aku jika tak mampu mewarnai hidupmu seperti indahnya bias pelangi...

Namun ketahuilah, bagiku kau pewarna yg lebih indah dari pelangi, pewangi yg lebih harum dari kesturi, kau penyejuk yg lebih teduh dari pada embun pagi...

Karena kau bagiku & aku bagimu ibarat udara, yg akan selalu & akan tetap ada setiap ku hela...

Jumat, 26 November 2010

Untukmu Ya Akhi ^_^

Akhwat : Untukmu Ya Akhi

oleh Ghassani Virera pada 22 Juli 2010 jam 22:32
Akhi...
Afwan. Sebenarnya yang pengen ana sampaikan adalah pilihan kita untuk memilih pasangan. Bagi para ikhwan, pikirkanlah baik-baik ( matang-matang, masak-masak, tapi jangan sampai gosong ). Sebelum menawarkan sebuah jalinan bernama Ta'aruf. Jangan mudah melontarkannya jika tidak ada komitmen dan kesungguhan untuk meneruskannya. Mengertilah keadaan kami ( akhwat ). Antum tahu, bahwa sifat kaum hawa itu lebih sensitif. Kami mudah sekali terbawa perasaan. Disadari atau tidak, diakui atau tidak, kami adalah makhluk yang mudah sekali GeEr, suka disanjung, suka diberi pujian apalagi diberi perhatian lebih. Jadi saat kata Ta'aruf atau mungkin Khitbah itu keluar dari lisan seorang lelaki baik dan shalih seperti antum. Tak ada alasan bagi kami untuk menolak. Karena jika kami menolak tanpa alasan yang jelas, maka hanya fitnah yang ada. Jadi, tolong tanyakan lagi pada diri antum. Apakah kata-kata itu memang keluar dari lubuk hati antum yang terdalam ? Apakah antum sudah memohon petunjuk kepada yang Maha Menguasai Hati ? Apa antum benar-benar siap ( Ilmu, Iman, Mental, Fisik, Materi, dll ) untuk menjalin ikatan suci bernama pernikahan ?


Akhi...
Sekali lagi, hati-hatilah dengan kata Ta'aruf. Karena Ta'aruf adalah gerbang menuju pernikahan. Kemudian timbul pertanyaan, seberapa jauhkah jarak pintu gerbang menuju pintu rumah antum ? Padahal selama perjalanan akan banyak cobaan menghadang. Bunga-bunga indah dihalaman rumah antum bisa membuat kami terpesona. Kolam ikan yang indah membuat kami terlena. Ingin sekali kami memetiknya. Ingin sekali berlama-lama disana menikmati keindahan dan kenikmatan yang antum sajikan. tapi kami "enggak berhak". Kami belum mendapat izin dari empunya rumah. Tadinya kami ingin mencapai sebuah keberkahan. tapi di tengah jalan antum menyuguhkan keindahan-keindahan yang membuat kami lupa akan tujuan semula.


Akhi...
lebih menyakitkan lagi jika antum membuka gerbangitu lebar-lebar dan kamipun menyambut panggilan antum dengan hati berbunga-bunga. Tapi setelah kami mendekat dan sampai didepan, pintu rumah antum masih tertutup. Bahkan antum tak berminat membukanya.


Saat itulah hati kami hancur berkeping-keping. Setelah semua harapan kami rangkai, tapi kini semua runtuh tanpa sebuah kepastian. Atau mungkin antum akan membukanya. Tapi kapan ? Antum bilang jika saatnya tepat. Lalu antum membiarkan kami menunggu diteras rumah antum dengan suguhan yang membuat kami kembali terbuai, tanpa ada sebuah kejelasan. Jangan biarkan kami berlama-lama di halaman rumah antum jika memang antum tak ingin atau belum siap membukakan pintu untuk kami. Kami akan segera pulang karena mungkin saja kami salah alamat. Siapa tahu rumah antum memang bukan tempat berlabuhnya hati ini. ada rumah lain yang siap menjadi tempat bernaung bagi kami dari teriknya matahari dan derasnya hujan diluar sana. Kami tak ingin mengkhianati calon suami kami yang sebenarnya. Di istananya dia menunggu calon bidadarinya, menata istananya agar tampak indah. Sementara kami berkunjung dan berlama-lama di istana orang lain.


Akhi, sebelum ijab qabul itu keluar dari lisan antum. Cinta adalah cobaan. Cinta itu cenderung pada hawa nafsu. Cinta itu akan cenderung untuk mengajak berbuat maksiat. Itu pasti !! Langkah-langkah syaitan yang akan menuntunya. Kita tentunya enggak mau memakai label "Ta'aruf" untuk membungkus suatu kemaksiatan bukan ? hati-hatilah dengan hubungan Ta'aruf yang menjadi TTM ( Ta'aruf Tapi Mesum ). Tolong hargai kami sebagai saudara antum. kami bukan kelinci percobaan. Kami punya perasaan yang tidak berhak antum buat "coba-coba". Pikirkanlah kembali. Mintalah petunjuk-Nya. Jika antum memang sudah siap dan merasa mantap, segera jemput kami.


Dan satu lagi yang perlu antum perhatikan adalah bagaimana cara antum menjemput. Tentunya kita menginginkan kata BERKAH diawal,ditengah,sampai diujung pernikahan kan ? Hanya ridho dan keberkahan-NYA-lah yang menjadi tujuan. pilihlah cara yang tepat dan berkah. Antum sudah merasa mantap pada Akhwat itu. Antum yakin seyakin-yakinnya bahwa dialah yang akan menghiasi istana antum. Tapi antum tidak menggunakan cara yang tepat untuk menjemputnya. Sama halnya jika antum yakin dan mantap untuk menuju Surabaya, tapi dari Jakarta antum salah memilih kendaraan, akibatnya antum gak akan pernah sampai ke Surabaya malah nyasar. Atau kendaraan sudah benar tapi gak efektif. Terlalu lama di perjalanan, masih keliling-keliling dulu. Akhirnya banyak waktu yang terbuang percuma selama perjalanan. Jadi, antum juga harus memikirkan cara yang baik/ahsan, tepat dan berkah agar bahtera rumah tangga antum berjalan diatas ridho dan keberkahan-Nya.
(tuh kan jadi kemana-mana lagi, tapi enggak apa-apa deh... Setidaknya uneg-uneg ana dah keluar.. fiuuuuhhhh legaaa!!).

Coretan Rindu

Coretan Rindu


Kumiliki sepenggal cinta yg tak berujung nyata...
dan sebuah rindu yang hanya mungkin aku sendiri yang mengerti....
karena dirimu tak mungkin termiliki.....
seakan penantian yang tak berujung...

Kutempuh jalan hidup ku..
sambil berjanji dalam hati tuk selalu menyayangi mu...
meski bayang mu selallu hadir dalam angan dan mimpi ku...

ku coba tuk mengerti bahwa asa ini adalah asa yg tk bertepi..
dan kini aku jatuh cinta lagi..
bila kau baca coretan ini
jujur aku sangat merindu kan mu...

walau tak pantas untuk ku berharap tentang mu...
karena kau bukan milik ku
kendati berat rasa rindu yang ada..
tapi ini adalah realita..
dan aku nhaya bisa berucap....
aku sangat mencintai mu...

Aku boleh mencintai mu,tapi ku tak blh memimpikan mu...

Aku boleh mencintai mu,tapi ku tak blh memimpikan mu...


Siang itu Angin berhembus sepoi-sepoi menari dengan lembut siang itu.setelah hujan rintik-rintik membasahi kota apel itu.
Menyapu wajah masyarakat malang  yang  tengah beristirahat melepas penat. Setangkai daun jambu yang telah kering jatuh tertiup angin tepat di pipi merah gadis berwajah arab itu. Matanya tampak sembab,tubuhnya pun kian kurus, seiring wajahnya yang kian tirus. Ia tahu bahwa Allah sedang menempa hatinya.Sepenuhnya ia sangat menyadari itu.Tapi, ia juga hanya seorang gadis biasa yang hatinya pun tak selalu kuat menahan gemuruh yang ada. Bukan salahnya kalau ia memendam rasa pada sang adam pencuri hatinya,dan itu juga bukan salah sang Pencipta cinta. Tapi di tengah kegalauan hatinya,gadis berpipi merah itu menjadi sering berandai andai dan menyalahkan dirinya. Andai malam itu ia tak bermimpi tentang lelaki berwajah melayu itu, andai pagi itu ia tidak pergi ke kampus dan  tidak bertemu lelaki yang ada dalam mimpinya itu, andai ia tidak mencari tahu tentang siapa nama lelaki itu,andai... andai...

masya allah,ampuni hamba ya allah..” Gadis itu kembali terisak.Perih dan sesak.
 tasya terkejut.Seorang lelaki berwajah arab  tiba-tiba menggandeng tangannya. Ia hendak berteriak.Tapi lelaki itu sudah lebih dulu menempelkan telunjuknya di bibir nya.
“Jangan takut, putri Kata lelaki itu."Namaku tasyaa dan aku manusia.Aku bukan puteri”
“Engkaulah bidadari berwujud manusia” Katanya. tasya semakin tak mengerti apa yang dikatakannya.
“ Siapakah dirimu ?” Tanya tasya.
“Aku adalah separuh hatimu.Aku adalah pemilik tulang rusuk yang diambil untuk penciptaan dirimu.Engkaulah tulang rusukku yang hilang itu,Bidadari” Katanya sembari melepaskan tangannya dari tangan Hamra. Hamra tercengang.
“Aku tulang rusukmu? Mana mungkin. Baru sekali ini aku melihatmu dan aku sama sekali tidak mengenalmu” Kata tasya
“Kelak engkau akan menemukanku dan mengenalku,Bidadariku. Tunggulah sampai hadirnya saat itu.”Katanya lagi.
“Tidak! Aku tidak mau menunggu saat itu. Aku ingin tahu siapa dirimu,sekarang” Kata tasya.
“Tidak bisa,Sayang.Engkau harus bersabar.Bukankah kesabaran akan melahirkan sesuatu yang membahagiakan? Lagipula aku harus pergi sekarang” Kata lelaki itu.
“Jangan pergi.Ku mohon,tinggallah dulu sejenak bersamaku disini.”tasya terisak..Lelaki itu tiba-tiba juga  meneteskan airmata dan memegang kedua pipi merah tasya Pelan,dihapusnya airmata yang mengalir itu.

“Maafkan aku,Sayang.Aku harus pergi sekarang” Katanya sambil mengecup kening tasya,lalu kemudian menghilang.tasya menangis,berteriak-teriak memanggil lelaki itu.Hatinya tiba-tiba merasakan sakit yang luar biasa.

  Tasya terbangun dari tidurnya dengan airmata yang masih menempel di wajahnya.

“Mimpi yang sama “ Gumamnya.Ia mendesah.Sudah hampir lima kali ia bermimpi seperti ini.Didatangi lelaki berwajah indo yang memanggilnya bidadari. Diliriknya handphone di sampingnya.Masih ada waktu untuk bermunajat padaNYA.segera mengambil air wudhu dan bergegas untuk bercumbu dengan sang pencipta di sepertiga malam terakhirNYA. Diraihnya al Quran berwarna kuning emas di atas lemarinya segera setelah ia menyelesaikan munajatnya. Lirih dibacanya ayat-ayat cintaNYA.Tapi,baru beberapa baris,matanya sudah tak kuasa menahan kantuk.tasya pun tertidur di atas sajadahnya dengan memeluk al Qurannya dan masih memakai mukenanya. Dan lelaki itu kembali mendatanginya melalui mimpi yang sama!

Dengan pakaian berwarna biru laut,tasya  berjalan menuju teras depan rumah nya.dDia juga tidak ada kelas hari ini dan tidak ada djadwal kerja hari ini.Tapi mahasiswi semester 5 itu tidak terbiasa menganggur.laptop selalu menjadi tujuannya ketika ia tidak ada kelas atau tidak ada djadwal kerja.
Dibuka nyalaptop berwarna merah itu.  Ia belum menyelesaikan tulisan nya yg harus ia serah kan kekampus nya. setiap rutin nya di setiap bulan nya.


Subhanallah..sebenar nya ia masih ingin menulis tapi mata nya terasa sangat perih dan ngantuk menyerang....
Sebetulnya ia masih ingin melanjutkan kerjaan nya.Tapi matanya sudah letih,ia melepaskan kaca mata baca nya dan mengerjap-ngerjapkan matanya sambil menoleh kesekelilingnya. Tiba-tiba pandangannya tertuju pada sosok berkemeja merah hati di seberang jalan rumah nya. tidak asing dengan sosok itu. Tapi siapa? Tasya memukul keningnya pelan,berusaha mengingat-ingat siapa lelaki itu.
“Masya Allah..!!” Pekik tasya cukup keras.Orang orang yang ada di rumah nya pada mendekati nya."ada apa tasya tanya mama kepada nya".tidak ada apa-apa kok ma,jawab tasya meyakin kan wanita yang sangat ia sayangi itu.
Tasya ingat siapa lelaki berkemeja merah hati  itu.Lelaki itu adalah lelaki yang sama dengan lelaki di mimpinya.Hanya saja lelaki di mimpinya tidak memakai kaca mata.Sedang lelaki berkemeja merah hati itu tadi memakai kacamata.Tapi tasya  yakin,ia adalah lelaki di mimpinya.Ia benar-benar ingat wajah lelaki di mimpinya itu.Wajah itu,hidung itu,bibir itu,rambutnya,Tasya masih sangat mengingatnya.Dan wajah lelaki berkemeja merah hati  itu sama persis dengan yang dimimpinya.

Tasya bergegas dari tempat duduknya dan berusaha menyusul lelaki itu.Tapi lelaki itu sudah lebih dulu turun dan pergi entah kemana.Lemas,tasya berdiri di depan pintu pagar rumah nya.Ia masih belum percaya dengan apa yang dilihatnya.” Ya Allah,siapakah dia?” Batinnya.

Tasya  menghempaskan tubuhnya perlahan di tempat tidur nya. Bayangan lelaki berwajah melayu itu terus menerus menghantuinya dan ada getaran aneh di hatinya acapkali ia mengingat lelaki itu.. Tasya mengusap wajah putihnya,sambari mengingat kejadian yang baru saja dialaminya.Baru beberapa jam yang lalu,Tasya kembali bertemu dengan lelaki berwajah melayu itu.
Sekitar seminggu setelah tasya melihat lelaki itu di salah satu lampu merah,tasya kembali melihat lelaki itu.Tasya melihatnya keluar dari kaca mobil nya .Tasya yakin sekali lelaki itu bekerja di jalan adipati ukur.Penampilannya sama sekali tak menunjukkan bahwa lelaki itu seorang yang sederhana tapi pantas.Dan ternyata benar,lelaki berwajah melayu itu memang bekerja di salah satu instansi pemerintah .
Dan hari ini,Tasya kembali berpapasan dengannya.ketika mama nya meminta nya membayar kan rekening telpon rumah mereka.
Bahkan mereka sempat beradu pandang dan lelaki itu sempat melempar senyuman.Sayang,Tasya tak mampu menghindar.Tatapan dan senyuman lelaki berwajah malaye itu sudah terlanjur masuk ke ulu hatinya yang paling dalam.

“Ya Allah,berilah aku petunjuk tentang dirinya” Lirih bibir Tasya berucap.Tiba-tiba handphone di sampingnya berbunyi.Ada pesen dari mama nya.

pak,maaf saya mau tanya.sapa tasya pada salah satu ob yang berkerja disana.
ya mbak'jawab bapak itu.
pak,bapak tau siapa yang baru saja berbica dengan bapak tadi?
"o... itu pak.Hisyam gilang permana"


“Mungkin aku cukup tahu namanya saja,agar rasa ini tidak semakin besar nantinya” Bisik hatinya.Hamra bergegas mengambil air wudhu.Ia berniat melupakan lelaki itu.
“Ya Allah..bantu aku melupakan lelaki itu.Aku takut terjerat pesonanya dan melupakan pesonaMU.” Airmata pun membanjiri pipi merah Tasya.
**************************************************************************************************************
Hampir 10 bulan berlalu.Tapi rupanya sulit bagi Tasya untuk melupakan pak.gilang.Semakin Tasya melupakannya,bayangan Pak.Gilang pun semakin nyata. Airmatanya pun menjadi saksi bisunya ketika kerinduannya pada sosok lelaki bernama gilang itu kian membuncah.Ya..hanya airmata yang mampu sedikit melegakan gemuruh hatinya.

“Baru pulang Cah Ayu?” Tanya pak.eman sesampainya Tasya di rumah.Tasya mengangguk lemas. Setiap akhir pekan Tasya memang selalu pulang ke rumah nya,
“Oya,kamu kenal sama Gilang?” Tanya pak.Eman ’Deg!” Hati Tasya berdegup kencang mendengar nama itu.
“Gi..Gilang siapa Pak?” Tanya tasya pada sopir yang biasa mengantar kan ia kekampus dan tempet kerja nya.
“Gilang anaknya pak.ismail.” Jawab Pak.Eman
“Pak.Ismail yang rumahnya dekat sekolah SMA 1 itu pak?? Tanya Tasya.Pak.Eman mengangguk.
“Katanya dia sekarang kerja di salah satu instansi yang kita datangi kemarin non..Orangnya kurus,pakai kaca mata.Wajahnya seperti orang melayu.Namanya Gilang..aduh,Gilang siapa ya..pak.eman lupa nama lengkapnya,Non” Sambung Pak  Eman.Hati tasya bergetar hebat.
“gilang.Hisyam gilang permana?” Tasya  memastikan.
“Oh,iya Hisyam gilang permana.Dia itu hebat lho,Non. STm moklet malang dan ST1. S1 nya di luar kota dan dia mau melanjut kan S2 nya juga. Sayang,dia belum menikah juga.padahal usianya sudah hampir 28. ” Jelas Pak Eman panjang lebar.Tasya pura-pura tersenyum.Padahal gemuruh di hatinya kian membuncah.

“ Apa non menyukai Gilang Pak Eman jodohkan sama non saja ya.Non mau nggak?” Gurau pak Eman.pak eman emang hanya seorang sopir,tapiu tidak untuk ku,karena pak eman telah ku anggap seperti bapak ku sendiri.beliau telah berkerja dengan keluarga ku sebelum aku di lahir kan di bumi ini.Tasya hanya tersenyum dan berlalu memasuki kamarnya. Airmata nya sudah mulai membasahi matanya.Dan sesampainya di kamar,airmata itu tumpah.Mengalir deras membasahi pipi merahnya.

“Ya Allah, apa sesungguhnya yang Engkau rencanakan? Engkau mengirimkan sosok Pak Gilang dalam mimpiku,lalu Engkau mengijinkanku bertemu nyata dengannya dan mengenalnya.Dan sekarang saat aku berusaha melupakannya,justru Engkau memberikanku titik terang tentangnya.Ternyata dia begitu dekat.Bahkan sangat dekat.Bahkan keluargaku pun mengenalnya” Isak hati Tasya.Tasya menelungkupkan wajahnya di sela sela bantal nya.Tangisnya kian keras terdengar.

“ Aku kira kamu sudah bisa melupakannya,Dik” Kata teteh ku.Tasya menyeka airmatanya. Selama ini,hanya teh zheitha yang tahu bahwa ia mencintai pak Gilang. Bahkan Teteh nya juga membantu Tasya untuk mencari tahu tentang pak Gilang.Rupanya pak Gilang memang belum ada keinginan untuk menikah dalam waktu dekat ini.karena Ia masih mencintai wanita yang pernah dekat dengan nya dulu dan yang pernah dia sayangi.

“ Tasya  mohon,bicaralah padanya,Teh.Sungguh,Tasya ingin meneladani Fathimah Az Zahra yang rela memendam rasa cinta nya pada Ali Bin Abi Thalib sampai kemudian mereka ditakdirkan berjodoh.Tapi Tasya sudah tidak sanggup lagi menahan rasa ini” Pinta Tasya pada Teteh nya itu.zheitha adalah saudara sepupu Tasya yang sangat dekat dengan nya,walaw pun mereka terpaut 10 tahun itu.tapi zheitha sangat keibuan sehingga bisa sangat dekayt dengan Tasya.
Teh zheitha menghela nafas.

“ Tidak semudah itu,Dik. Menikah bukan perkara mudah. Apalagi pak Gilang juga memang belum berkeinginan menikah dalam waktu dekat ini.Aku sudah menjajakinya.” Jelas Teh zheitha.

“Setidaknya bicaralah padanya kalau aku mengharapkannya,teh.” Suara Teh  melemah.Teh zheitha  menjadi tidak tega melihatnya.

“ Dik,kuatkan hatimu.Sesungguhnya itulah lambaian nafsu.Semakin kita mendekat,maka akan semakin mempesonakan.Tapi juga semakin menyakitkan.Ingatlah perkataan Ibnu Qayyim, apabila demikian,maka carilah kebusukan dalam dirinya hingga akhirnya kita tidak larut dalam pesonanya.Ingat,Dik.Cinta kepada manusia itu beda dengan cinta kepada Allah.Cinta kepada manusia bisa saja tertolak.Siapkah perasaanmu menerima? Sedangkan pada saat itu harapan besar tengah memenuhi relung jiwamu.” Nasehat Teh zheitha.Tasya masih sesenggukan dalam tangisan.

“Tapi kalau teteh bicara dengannya,setidaknya itu akan menjadi pertimbangan untuk Pak Gilang dalam menentukan sikap.Dan Tasya  tidak akan terkatung-katung dalam harapan tak berujung.Assalaamualaikum” Kata Tasya sambil berlalu dari hadapan Teh zheitha. Teh zheitha hanya bisa beristighfar.
“ Aku sudah bicara padanya,Dik.Tapi tidak mengatakan bahwa gadis yang mencintainya itu adalah kamu.Aku hanya bilang ada seorang gadis yang sangat mencintainya. Ya Allah,salahkah caraku? Aku hanya ingin menjaga Tasya agar tidak malu.Semoga kamu baik-baik saja  Tasya.” Bisik hati teh zheuitha.

 Sejak saat itu,Tasya jarang sekali bertandang ke rumah Teh zheitha.Bahkan ia tidak pernah lagi berkonsultasi tentang masalah Pak Gilang. Teh zheitha mengira Tasya sudah bisa melupakan Pak Gilang.Tapi Teh zheitha  salah! Tasya justru semakin terpuruk dalam kepiluan hatinya.Tasya pun semakin tidak mengerti dengan misteri ini. Lihatlah,betapa sesungguhnya ada banyak jalan yang mampu mendekatkannya dengan Pak Gilang.Tapi tasya tidak mau melaluinya. Seperti siang tadi saat Tasya  bertandang ke  tempat kerja nya pakk Giulang walau hanya sekedar memenehui permintaan mama nya tuk membantu mamanya membayar tagihan rutin mereka setiap bulan nya.Tapi tidak ada sosok Pak gilang disana. Beberapa menyapanya dan mengajak Tasya bicara. Tasya memang cukup dikenal dikalangan dosen dan karyawan di kampus tempet ia belajar itu. Entah bagaimana awalnya,mereka jadi suka membicarakan Tasya.yang akhir-akhir ini tidak ada semangat belajar.membuat dosen nya bertanya-tanya dan saling bertanya-tanya.

setelah Tasya sampai kerumah saudara perempuan nya itu,Tasya sempat mengobrol dengan suami teteh nya itu“ Sepertinya Gilang cocok kalau sama kamu. “ Kata suami teteh nya itu. Tasya hanya tertegun sesaat.
“Iya,wajah kalian kan ada kesamaan. Sangat cocok.Jangan khawatir.Terpaut usia 8 tahun itu masih idealTimpal suami nya teh zheitha.

“ Ini saya kasih nomor handphone Gilang.Siapa tahu kamu membutuhkannya” Katanya lagi.tasya hanya tersenyum.Lihatlah,betapa sesungguhnya kesempatan itu ada.Andai ia mau, ia bisa saja mengiyakan dan dengan segera menelpon Gilang.Atau bisa saja ia meminta tolong pada keluarganya untuk melamarkan Gilang untuknya.Tapi semua itu tidak dilakukannya.Semua ia lakukan demi menjaga izzah dirinya.


“ Masya Allah,kenapa kamu pucat begitu,Dek?
Tubuhmu juga semakin kurus” teh zheitha terkejut melihat Tasya setelah beberapa minggu tidak bersua.Tasya tersenyum getir.

“Teh,maafkan Tasya. Tasya  ingin bicara langsung pada Gialng  tentang ini.Tasya  sudah memikirkannya matang-matang.Tasya  tahu hanya akan ada dua kemungkinan.Gilang menerima,atau menolak untuk berproses dengan Tasya.Tapi ini akan lebih baik bagi Tasya.Meskipun bisa saja Tasya menolak,setidaknya hal itu akan membuat tasya tidak lagi terkatung-katung dalam harapan semu. Maafkan Tasya,Teh. tasya harus segera melakukan ini” Kata Tasya.

“ Kamu mau menemuinya sekarang?” Tanya Teh zheuitha.
nanti malem teh,Tepat nya malem Takbiran tasya akan menemui nya.tapi

“ Tasya ingin shalat dulu. Tasya ingin memohon pada Allah untuk menguatkan hati Hamra apabila nanti pak Gilang  menolak. Juga meminta kekuatan agar Tasya memiliki keberanian untuk bicara langsung pada pak Gilang. Tasya ke masjid dulu,teh.
Doakan Tasya, Assalaamualaikum” Pamit Tasya.
“Waalaikumussalam” Jawab Teh zheitha.

“Kasihan kau,Dik. Tapi aku salut padamu.Selama ini kamu rela memendam rasa cintamu pada pak Gilang tanpa melakukan hal-hal yang dilarangNya. Mungkin kini sudah saatnya aku bicara terus terang tentang siapa kamu sebenarnya pada  oak Gilang. Bismillah..” Bisik hati  Teh zheitha.

Teh zheitha langsung meraih hand phone genggam nya dan berusaha mencari nama Hisyam Gilang Permana.

Di waktu yang sama, di masjid komplek rumah nya dekat lokasi ia berkerja  berwarna hijau itu,seorang gadis tampak khusyuk memanjatkan doa. Airmatanya terus menerus membasahi pipinya seiring isak tangisnya yang kian terdengar jelas. Beberapa pasang mata mulai memerhatikannya.Tapi gadis itu tak menghiraukannya.

“ Ya Allah..Sesungguhnya memang tidak ada alasan bagiku untuk mengeluh padaMu. Tak ada alasan bagiku untuk berkeluh kesah menyalahkan ketentuanMu.Tapi sungguh,rasa ini teramat menyiksaku.Menyesakkan dadaku hampir tiap waktu.Entah apakah rencanaMu.Tapi bermula dari mimpi itu,aku mulai mencari tahu tentang sosok itu. Dulu kukira semua hanya bunga tidurku. Tapi aku salah. Sosok itu benar-benar nyata adanya. Dan bahkan Engkau memberiku kesempatan untuk mengenalnya meskipun dia belum mengenalku.”
“ Ya Allah..aku tidak sedang menyalahkanMu..Juga tidak sedang menyesali ketentuanMu untukku. Aku hanya memohon padaMu. Jika dia yang terbaik untukku, jika dia memang Engkau ciptakan untukku, maka permudahlah segala urusanku. Tapi jika ini hanya merupakan ujian tempaan hatiku, jika dia bukan untukku, tabahkanlah..Kuatkanlah hatiku untuk ikhlas menerima semua ketentuanMu. Aku yakin, bahkan sangat yakin,Engkau pasti telah menyiapkan rencana terindah untukku” Tasya bersujud dengan air mata yang terus berlinang.

Astaghfirullah..astaghfirullah..astaghfirullah..astaghfirullah..” Bibirnya tak berhenti beristighfar. Jelas terdengar. Tapi kemudian suara itu kian melemah, lemah,lemah dan hilang. Hamra merasakan kantuk yang luar biasa.Tapi ia juga merasa semua tiba-tiba menjadi begitu tenang dan damai. Iapun memejamkan mata dalam sujudnya.

Teh zheitha  melepas kacamatanya dan menyeka airmatanya.

“ Subhanallah..Gadis yang mengagumkan.Dia rela menderita demi menjaga izzah dirinya.Lalu kenapa Teteh  tidak mengatakannya dari dulu?” Kata Giang setelah mendengar penjelasan Teh zheitha.Teh zheitha  tertunduk pilu.

“ Maafkan saya,Gilang. Waktu itu saya hanya ingin melindungi Tasya agar tidak malu. Rupanya saya salah. Benar apa yang dikatakannya. Seharusnya saya mengatakan ini sejak awal sehingga Tasya tidak akan menderita karena terkatung-katung dalam harapan semu belaka. Astaghfirullah..Maafkan aku,Tasya “ Teh zheitha.

“ Kalau begitu, temani saya menemui gadis itu sekarang,teh. Mari kita bicara langsung padanya.” Gialng  langsung berdiri dari tempat duduknya.

“Gilang  menerimanya? Atau menolaknya?” Tanya teh zheitha.

“Mendengar cerita teh zheitha, saya yakin,dia bukan gadis sembarangan.Insya Allah,saya mau berproses dengannya” Jawab Gilang mantap.

Teh zheitha berusaha menelpon Tasya.Tapi tak ada jawaban.Akhirnya mereka berduapun menuju masjid hijau itu.Siapa tahu Tasya masih disana.

Teh zheitha,suami nya  dan Gilang tertegun.Seperti ada keramaian di masjid. Banyak orang berkumpul disana.
“ Ada apa ya?” Tanya Teh zheitha pada salah satu jamaah masjid yang ada diu sana.
“ Ada seorang gadis meninggal di masjid,Teh” Katanya. Hati Teh zheitha serasa berhenti berdetak.Jangan jangan...Ia segera menyeret tangan suami nya di sertai dengan langkah tergesa-gesa Gilang untuk masuk ke masjid.Mereka berdua berusaha menyeruak di sela-sela kerumunan manusia yang memenuhi masjid itu.Dan...

“ Innalillahi wa inna ilaihi raaji’un” Teh zheitha tidak mampu menahan airmatanya. Sesosok gadis terbujur kaku dengan senyuman di bibirnya.Tangan kanannya masih mendekap al Quran berwarna kuning emas di dadanya Ada perih yang menyelimutinya,ada kesedihan disana,tapi ada juga kedamaian terlukis di wajah gadis itu.

“ Afwan, Teh apa teteh  mengenalnya?” Tanya Gilang. Tehn zheitha hanya tergugu dan mendudukkan dirinya di samping tubuh yang telah kaku itu.

“ Dia Tasya Kadra Al-mubarak,Gilanfg. Gadis yang sangat mencintaimu. Maafkan aku,Tasya.Andai dulu aku segera menyampaikan amanahmu...” Kata Teh zheitha di sela-sela tangisnya. Teh zheitha pun hanya mampu terdiam.Sendi sendi tubuhnya serasa copot semua.
“Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’un” Teh zheiutha hanya menangis pilu. Airmatanya menetes di al Quran kuning emas itu. Tiba-tiba matanya tertuju pada sebuah kertas merah muda yang terselip disana. Entah kenapa Teh zheitha  tergerak untuk mengambilnya. Ada sebuah tulisan dan Gilang membacanya dengan tubuh yang gemetar.

 Hisyam Gilang Permana, dialah lelaki yang ada di mimpiku
Dalam mimpi itu,aku terkejut.Seorang lelaki berwajah melayu tiba-tiba menggandeng tanganku. Aku hendak berteriak.Tapi lelaki itu sudah lebih dulu menempelkan telunjuknya di bibirku
“Jangan takut, bidadari” Kata lelaki itu.
“Namaku Hamra dan aku manusia.Aku bukan bidadari!” Sanggahku.
“Engkaulah bidadari berwujud manusia” Katanya. Aku semakin tak mengerti apa yang dikatakannya.
“ Siapakah dirimu sebenarnya?” Tanyaku.
“Aku adalah separuh hatimu.Aku adalah pemilik tulang rusuk yang diambil untuk penciptaan dirimu.Engkaulah tulang rusukku yang hilang itu,Bidadari” Katanya sembari melepaskan tangannya dari tanganku. Aku tercengang.
“Aku tulang rusukmu? Mana mungkin. Baru sekali ini aku melihatmu dan aku sama sekali tidak mengenalmu” Kataku.
“Kelak engkau akan menemukanku dan mengenalku,Bidadariku. Tunggulah sampai hadirnya saat itu.”Katanya lagi.
“Tidak! Aku tidak mau menunggu saat itu. Aku ingin tahu siapa dirimu sekarang” Kataku.
“Tidak bisa,Sayang.Engkau harus bersabar.Bukankah kesabaran akan melahirkan sesuatu yang membahagiakan? Lagipula aku harus pergi sekarang” Kata lelaki itu.
“Jangan pergi.Ku mohon,tinggallah dulu sejenak bersamaku disini.”Aku terisak..Lelaki itu tiba-tiba juga  meneteskan airmata dan memegang kedua pipi merahku.Pelan,dihapusnya airmataku.

“Maafkan aku,Sayang.Aku harus pergi sekarang” Katanya sambil mengecup keningku,lalu kemudian menghilang.Aku menangis,berteriak-teriak memanggil lelaki itu.Hatiku tiba-tiba merasakan sakit yang luar biasa.
Begitulah mimpiku adanya dan aku akan terus mengingatnya. Ya Allah,jika Engkau ciptakan ustad Furqan untukku, maka permudahlah urusanku.Tapi jika Engkau tidak mengijinkanku menjadi pendampingnya selama di dunia, ijinkan aku menjadi bidadari pendampingnya di akhirat nantinya.

Gilang  hanya bisa menangis dan menangis. Panggilan teh zheitha,untuk membantu mengangkat jenazah Tasya pun tak dihiraukannya.

“ Tasya khadra al-mubarak,kau memang gadis yang sangat luar biasa. Maafkan aku karena aku tidak tahu bahwa engkau sangat mencintai dan menginginkanku menjadi suamimu.Maafkan aku karena aku baru mengenalmu justru setelah Izrail mencabut nyawamu. Andai aku tahu tentang ini lebih awal, maka aku akan menerimamu dan akan meminangmu menjadi bidadariku. Maafkan aku khadra al-mubarak. Tapi demi Allah, engkaulah gadis terhebat yang pernah kukenal. Hari ini, menit ini, detik ini, kukatakan bahwa aku mencintaimu, Hayyu Al Hamra. Meski engkau telah tiada,aku yakin engkau bahagia mendengarnya. Tenanglah engkau disana,dan tunggulah aku di syurgaNya.Engkau meninggal dalam dzikir cinta,maka aku yakin engkau pasti akan mendapatkan kenikmatan luar biasa disana. Aku mencintaimu karena keteguhan hatimu menjaga izzahmu,wahai  khadra al m-mubarak” Bisik hati Gilang. Tangisannya pun kian jelas terdengar,menggetarkan seluruh ruangan rumah allah itu.